Lima Kisah Magang Yang Menginspirasi - Hendry Jeremia

Hendry Jeremia

Commercial Real Estate Agent

Home Top Ad

Post Top Ad

Ribbon-Bar1

Minggu

Lima Kisah Magang Yang Menginspirasi

Lima Kisah Magang Yang Menginspirasi

Hampir semua kisah sukses dimulai dengan awal yang kecil dan sederhana. Cerita underdog yang muncul sebagai pemenang dan kisah orang biasa yang meniti jalannya menuju kesuksesan tidak hanya dapat menjadi inspirasi untuk banyak orang tetapi juga memberikan wejangan nyata tentang nilai dari sebuah dedikasi dan kerja keras.

Tidak ada yang menyangkal bahwa dedikasi dan kerja keras memiliki pengaruh jangka panjang, hal tersebut selalu menjadi pengukur seberapa keras seseorang bekerja untuk menjadi seorang eksekutif yang berpengaruh di dalam dunia bisnis.

Dan semua tidak ada artinya sebelum orang orang ini menjadi CEO sukses, mereka membayar tagihan mereka sebagai anak magang.

Berikut adalah 5 kisah magang yang pasti menginspirasi kamu:

1.Ursula Burns, Pimpinan and CEO dari Xerox

‘Saat lulus kuliah, kamu cenderung bergabung ke perusahaan karena itu merupakan pekerjaan, tetapi, ketika kamu bertahan karena itu menjadi karier, kamu mulai merasa seperti rumah’

Ursula Burns, yang sekarang namanya sangat berpengaruh di dunia bisnis, tumbuh di lingkungan kumuh di New York dan dibesarkan hanya oleh ibunya

Sadar akan kurangnya pilihan karier untuk wanita di daerahnya (bimbingan konseling memberitahunya bahwa dia bisa menjadi guru, suster atau biarawati), Ursula membuat keputusan lebih awal di hidupnya bahwa dia akan menempa jalannya sendiri dan memutuskan untuk belajar Teknik Kimia di Kampus. Lalu dia berubah belajar Teknik Mesin dan mulai magang di Xerox saat musim panas 1980.

Singkatnya setelah menyelesaikan gelar master pada tahun 1981, dia bergabung di perusahaan secara tetap. Dia bekerja di berbagai posisi hingga pada tahun 1990 dia mendapat tawaran sebagai asisten senior eksekutif. Dirasa melebihi kualifikasi, dia menerima pekerjaan tersebut.

Bekerja sebagai asisten dari satu eksekutif ke eksekutif lain, dia belajar mengenai bisnis. Perlahan dia mulai naik pangkat dan ditunjuk menjadi pimpinan dan CEO dari Xerox di tahun 2009.

2.Dennis A. Muilenburg, CEO Boeing

‘Tumbuh di peternakan Iowa, dan memiliki hak khusus untuk magang di Boeing, lalu mengubah hal tersebut menjadi posisi saya sekarang, saya pikir pelajar saat ini harus menginginkan sesuatu yang besar. Mereka harus menantang diri mereka dan selalu terus berkembang’

CEO baru dari perusahaan dirgantara global membutuhkan waktu 30 tahun untuk berubah dari sekedar anak magang menjadi pemimpin perusahaan. Walaupun perjalanan menuju sukses sangat panjang dan berliku, Dennis Muilenburg selalu yakin atas apa yang dia inginkan.

“Saya selalu berfikiran bahwa Boeing sebagai perusahaan dirgantara terbaik di dunia, jadi saat saya sekolah, Boeing adalah perusahaan yang saya inginkan untuk bekerja,” dikutip saat Muilenburg diwawancara oleh almamaternya, Iowa State University.

Bercita cita menjadi “designer pesawat terbaik dunia”, dia mulai magang untuk Boeing pada musim panas 1985. Dia lalu kembali setelah mendapatkan gelar. Dari awal, belum jelas kemana kerja magang akan membawanya. Akan tetapi hal tersebut tidak menghentikannya untuk mengejar tujuan, yaitu bekerja di perusahaan impiannya.

Muilenburg menghabiskan beberapa tahun di program pengelolaan Boeing yang sering tidak membawanya mencapai harapan. Namun mereka yang mengamati dia lebih dekat menyadari kemampuannya untuk memimpin perusahaan, membawa ke penunjukannya sebagai CEO baru.

“Dennis pemimpin yang sangat layak, berpengalaman dan dihormati dengan sebuah hasrat yang sangat besar terhadap perusahaan, karyawan,produk serta servis,” sebut Jim McNerney, Mantan CEO Boeing.

3.Mary Barra, CEO General Motors

‘Yang selalu saya katakan adalah, ‘lakukan semua pekerjaan seperti kamu akan melakukannya seumur hidup, dan demonstrasikan kepemilikan perusahaan itu’

Manufaktur otomotif dan teknik kelihatannya hanya milik pria, tetapi Mary Barra membuktikan itu hal itu bukan menjadi masalah.

Barra telah bersama manufaktur mobil Amerika General Motors selama 30 tahun. Dia mulai bekerja untuk perusahaan sebagai anak magang saat berusia 18 tahun. Pada saat itu, ayahnya juga bekerja di perusahaan itu sebagai mekanik. Memiliki ketertarikan tentang mobil dan hal teknik, Barra mendapat gelar insinyur kelistrikan dari General Motors Institute, sekarang dikenal sebagai Kettering University. Dia juga mendapat Gelar MBA dari Stanford University.

Meniti jalanmu menuju kesuksesan selalu diiringin dengan tantangan dan kesulitan masing masing. Salah satu tantangan awal yang Barra hadapi adalah menjalankan pabrik General Motors bermasalah yang membidik kea rah inovasi aotomotif untuk menantang produk produk Jepang. Sukses mengatasi masalah, dia mengukuhkan dirinya menjadi orang yang layak memegang perusahaan. Pembuktiannya tidak pernah senyata saat baru ditunjuk sebagai CEO General Motors, dan dia dapat mengatasi kontroversi masalah design dari salah satu mobil mereka yang telah menimbulkan sejumlah hal fatal.
Mary Barra saat ini menjadi CEO wanita pertama di perusahaan otomotif global. Forbes juga menyebutnya sebagai wanita paling berpengaruh di dunia urutan ke 7 di tahun 2014.

4.Ted Lynch, CEO Southland Industries

‘Ada banyak kemauan yang harus dicapai dalam waktu berdekatan. Jawaban saya, pelankan langkahmu dan fokuslah pada satu hal. “ Ambil kesempatan yg ada di depanmu, apapun itu. Jadilah ahli dalam bidang yang kami minta kamu lakukan.’

Ditunjuk sebagai CEO di salah satu perusahaan berbasis teknik terbesar di Amerika pada tahun 2011, Ted Lynch menggunakan mantra sederhana untuk berubah dari anak magang menjadi CEO: jangan katakan tidak

Dia berkuliah di Penn State University dan mengambil gelar sarjana di bidang arsitektur. Saat masih mengejar gelar sarjananya, Lynch mengikuti event perekrutan yang mana Southland Industries menjadi salah satu perekrutnya. Mendapat penolakan dari perusahaan, dia masuk sebagai anak magang sabil berkuliah mengejar gelar sarjana.

Lynch menjalani 2 kali magang musim panas sebelum Southland memutuskan mengangkatnya sebagai karyawan tetap. Salah satu tugas awalnya adalah mengelola beberapa proyek besar dan menantang dari Southland Industries di Las Vegas. Setelah dipindahkan ke divisi Mid-Atlantic sebagai eksekutif kontrak, dia bertindak sebagai manajer oprasi dan lalu dipromosikan menjadi ketua divisi di tahun 2001. Dia Lalu mengelola bisnis perusahaan diluar California sebagai presiden regional. Tak lama setelah itu dia diberi tanggung jawab memimpin seluruh divisi Southland Industries sebagai presiden. Pada musim gugur 2011 dia dipromosikan sebagai CEO.

5.Chris Gardner, CEO dan Pendiri Christopher Gardner International Holdings

‘Lakukan apa yang kamu suka. Walaupun yang akan kamun lakukan cukup berat. Temukan sesuatu yang membuat kamu bersemangat sehingga matahari terlambat bersinar karena kamu ingin pergi melakukan aktivitasmu’

Gardner dikenal sebagai Pengusaha, motivator, penulis dan seorang dermawan. Tetapi sebelum itu, dia adalah seorang gelandangan yang tinggal dijalan dan stasiun kereta bersama anak laki lakinya. Kisahnya sedikit berbeda dari 4 tokoh yang ada diatas karena dia tidak mengawali karier dari magang. Akan tetapi semangat determinasi dan ketekunannya sama dengan sesorang yang sedang magang.

Gardner telah melewati berbagai pekerjaan sampai dia mendapatkan posisi di program broker saham. Sebagai peserta latihan, dia tidak dibayar sehingga dia menjual peralatan medis sebagai sampingan untuk memenuhi biaya hidupnya. Gardner berhasil menjadi peserta terbaik di sana. Tiba dikantor lebih awal dan tinggal lebih lama setiap hari, dia terus menerus menelpon calon klien dengan targetnya 200 telpon per hari. Bahkan, saat dia sudah mendapat sedikit gaji dari broker saham, dia tetap berjuang sebagai gelandangan. Menghadapi pengurusan anak tunggal, Gardner harus bertahan sebagai gelandangan selama setahun. Dia dan anaknya tidur dimanapun mereka merasa aman, kadang di kantornya selepas jam kerja, di motel, di taman, bandara, transportasi umum dan bahkan dengan mengunci diri di kamar mandi. Sampai Garner mendapat sedikit uang untuk menyewa rumah.

Pada tahun 1987, dia mendirikan firma broker Gardner Rich & Co di apartemen kecilnya. Dia lalu menjual sedikit sahamnya di firma broker seharga jutaan dollar pada tahun 2006 lalu setelah itu dia menjadi CEO dan pendiri dari SHistopher Gardner International Holdings.

Jika bagian cerita Gardner familiar bagi kamu, itu karena perjuangan hidupnyalah yang menginspirasi film “The Pursuit of Happiness” yang dibintangi Will Smith.

Sumber Artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Post Bottom Ad